Segala puji hanya bagi Allah, kami memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan kepada-Nya, kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kami dan dari keburukan amal perbuatan kami. Barangsiapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk.
Aku bersaksi bahawasanya tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahawasanya Nabi Muhammad S.A.W adalah hamba dan rasul-Nya.
Sesungguhnya sebenar-benar ucapan adalah Kitabullah (Al-Quran) dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad (As-Sunnah). Seburuk-buruk perkara adalah yang diada-adakan (dalam agama), setiap yang diada-adakan (dalam agama) adalah bid'ah, setiap bid'ah adalah sesat, dan setiap kesesatan tempatnya di neraka.

Tuesday, October 24, 2017

8 Big Relationship Do's and Don’ts


I'm just going through and read some motivational blog.. and i found this. Quite interesting tips to share with all of you.. 

We should try to improve our self, right? Even it may take quite a long time to practice a good habit, we should try to change for better future..

This is the article by Dr.Carmen Harra:




                  8 Big Relationship Dos and Don’ts

As a psychologist and relationship counselor for over 25 years, I speak from experience when I say there’s more to the art of love than we can imagine: people are complex, riddled with flaws and deep desires, desperately seeking to be understood. Yet human beings also hold an incredible capacity to give love if they’re shown the right kind of love. Our goal in a relationship should be to help our partner release this abundance of love to experience a fulfilling relationship.

What I see happening more often, however, is that people continue to make the same mistakes in their relationships and expect different results. What’s worse is that their insecurities and negative tendencies lead them to act in ways that destroy what could be a perfectly healthy relationship. Different partners draw out of us different emotions — some we didn’t even know we had — and sustaining a relationship becomes tedious from both ends. But we must ensure that at least we’re doing our part. So how do we navigate it through it all and improve the quality of our love? Practice these 8 relationship dos and don’ts to fortify your romance with harmony, stability, and joy:

Do develop emotional intimacy: 

Many couples live together physically but live apart emotionally. Emotional intimacy is knowing what your partner needs before they even get a chance to ask. It is picking up on their feelings as if they were your own. Develop a sense of emotional intimacy by being honest with your partner and sensitive to their needs.

Do plan a life together: 
Our plans may not always work out, but envisioning a future with our partner inspires us to take the right steps towards manifesting our long-term goals. Talk about the years ahead and form a strategy to achieve the things you want together: a home, a family, investments, etc.

Do bring them comfort: 
Your partner wants to come home to love, not to a headache. Make your home a place that always reels your partner back because they feel safe, stable, and nurtured. Don’t start talking about your problems as soon as your partner walks through the door. The bills, the job, the argument you just had this morning—these things can wait until the atmosphere is calm and appropriate for such a conversation. 

Do act in the right time:
Time can be your biggest enemy or your best friend. At any given moment, time is either on your side or against you. The wisdom is to recognize when you should act versus when you should wait. If you listen to your inner voice, you can decipher the different tides of time. Don’t obligate your partner to do things in a certain amount of time, like pushing them to get married within a year. This is your notion of time, not theirs. Do take the big step forward when you’re both in complete agreement, even if it takes a bit longer than you’d like.


Don’t play on their weaknesses: 
Every day, you have the choice to play on your partner’s weaknesses or to reiterate their strengths. If you constantly bring up what they’re doing wrong, they’ll never feel motivated to do anything right. No relationship can improve under such negative energy. There are gentle ways to get your partner to understand what they should be doing differently, and constantly scolding them is not one of these methods.

Don’t get even: 
No matter what your partner has done or however they’ve wronged you in the past, don’t retaliate or act in bad faith. Keep your personal karma clean by always treating the other person the way you’d like to be treated, regardless of the way they behave towards you. This is your duty to yourself and not to anyone else. Remember: the way others treat you is their karma but the way you respond is your karma.

Don’t assume or blow things out of proportion: 
Before you throw a tantrum, sit and reflect logically: Is it really as bad as I assume? Speak to your partner openly about what’s bothering you instead of blowing up on them. Many times we amplify the severity of a situation out of our fears and insecurities, when in reality it’s not what we think at all. Before assuming things that might be false, ask yourself if it’s really worth jeopardizing the relationship.

Don’t act out of desperation: 
Think through your decisions a thousand times before you act on them. Acting on desperation will only yield more desperation. If you’re desperate to get your partner to change, don’t threaten to break up with them when in reality it’s the last thing you want to do. If they agree to break up, you’ll feel even worse. Let your feelings to settle down before approaching them with any issue. Always try to see the logic behind escalated emotions.

Love relationships are undoubtedly difficult to maintain if we don’t consider the steps to uphold a positive dynamic. Take up these 8 tips to eliminate relationship problems and strengthen the loving bond with your partner.

To incredible love,
Dr. Carmen Harra

https://www.huffingtonpost.com/dr-carmen-harra/8-big-relationship-dos-and-donts_b_9783280.html

Monday, September 18, 2017

Sujud Syukur

Assalamualaikum.. 

Dah lama betul Farha tak update blog.. Dah empat tahun rasanya..

InsyaAllah kali ni cuma nak berkongsi macam mana cara buat sujud Syukur.. yang Farha baca.. sebelum ni pun tak tahu juga.. Jadi.... jom kita sama2 baca cari ilmu ok.. :)







Sujud syukur adalah sujud yang dilakukan oleh seseorang ketika mendapatkan nikmat atau ketika selamat dari bencana.

Dalil disyari’atkannya sujud syukur adalah,

عَنْ أَبِى بَكْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ كَانَ إِذَا جَاءَهُ أَمْرُ سُرُورٍ أَوْ بُشِّرَ بِهِ خَرَّ سَاجِدًا شَاكِرًا لِلَّهِ.

Dari Abu Bakroh, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, iaitu ketika beliau mendapati hal yang menggembirakan atau dikabarkan berita gembira, beliau tersungkur untuk sujud pada Allah Ta’ala. (HR. Abu Daud no. 2774. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Juga dari hadits Ka’ab bin Malik radhiyallahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari di mana ketika diberitahu bahwa taubat Ka’ab diterima, beliau pun tersungkur untuk bersujud (iaitu sujud syukur).


Hukum Sujud Syukur

Sujud syukur itu disunnahkan ketika ada sebabnya. Inilah pendapat ulama Syafi’iyah dan Hambali.
Sebab Adanya Sujud Syukur

Sujud syukur itu ada ketika mendapatkan nikmat yang besar. Contohnya adalah ketika seseorang baru dikarunia anak oleh Allah setelah dalam waktu yang lama menanti. Sujud syukur juga disyariatkan ketika selamat dari musibah seperti ketika sembuh dari sakit, menemukan barang yang hilang, atau diri dan hartanya selamat dari kebakaran atau dari tenggelam. Atau boleh jadi pula sujud syukur itu ada ketika seseorang melihat orang yang tertimpa musibah atau melihat ahli maksiat, ia bersyukur kerana selamat dari hal-hal tersebut.

Ulama Syafi’iyah dan Hambali menegaskan bahwa sujud syukur disunnahkan ketika mendapatkan nikmat dan selamat dari musibah yang sifatnya khusus pada individu atau dialami oleh kebanyakan kaum muslimin seperti selamat dari musuh atau selamat dari wabah.
Bagaimana Jika Mendapatkan Nikmat yang Sifatnya Terus Menerus?

Ulama Syafi’iyah dan ulama Hambali berpendapat, “Tidak disyari’atkan (disunnahkan) untuk sujud syukur kerana mendapatkan nikmat yang sifatnya terus menerus yang tidak pernah terputus.”

Kerana tentu saja orang yang sehat akan mendapatkan nikmat bernafas, maka tidak perlu ada sujud syukur sehabis shalat. Nikmat tersebut didapati setiap saat selama nyawa masih dikandung badan. Lebih pantasnya sujud syukur dilakukan setiap kali bernafas. Namun tidak mungkin ada yang melakukannya.


Syarat Sujud Syukur

Sujud syukur tidak disyaratkan menghadap kiblat, juga tidak disyaratkan dalam keadaan suci kerana sujud syukur bukanlah shalat. Namun hal-hal tadi hanyalah disunnahkan saja dan bukan syarat. Demikian pendapat yang dianut oleh Ibnu Taimiyah rahimahullah yang menyelisihi pendapat ulama madzhab.


Tatacara Sujud Syukur

Tata caranya adalah seperti sujud tilawah. Iaitu dengan sekali sujud. Ketika akan sujud hendaklah dalam keadaan suci, menghadap kiblat, lalu bertakbir, kemudian melakukan sekali sujud. Saat sujud, bacaan yang dibaca adalah seperti bacaan ketika sujud dalam shalat. Kemudian setelah itu bertakbir kembali dan mengangkat kepala. Setelah sujud tidak ada salam dan tidak ada tasyahud.

Semoga bermanfaat. Wallahu waliyyut taufiq.


Selesai disusun di Panggang, Gunungkidul, 23 Jumadats Tsaniyyah 1436 H di sore hari ba’da Ashar

Sumber: https://muslim.or.id/25259-panduan-sujud-tilawah-dan-sujud-syukur.html

Monday, June 10, 2013

I Need Someone.. I need you my friends.. :(



Bismillah..

Dah lama tak update pasal diri sendiri.. Entah macam nak tulis something pulak hari ni.. Sebenarnya takde pape sangat pun.. Cumanya, rasa diri semakin teruk..

Ye lah, dah takde kawan-kawan yang selalu bincang pasal hal-hal agama, macam dulu-dulu.. Takde kawan yang nak ingatkan, nak tegur.. Iman pun rasa macam lemah sesangat! Yup, sangat lemah.. Kadang-kadang naik sekejap iman tu.. Pastu, bila sibuk dengan urusan seharian, thesis dsb.. Diri jadi alpa.. Bahan-bahan ilmiah pun dah kurang dah baca, kuliah-kuliah online pun dah jarang dengar.. Memang rasa teruk sangat skarang ni..

Sebenarnya, tiap-tiap hari terfikir, 'aku kena berubah', 'aku nak berubah jadi lebih baik'.. Tapi, esoknya semua tu hanya tinggal kata-kata yang terpendam dalam hati..

Dah elok dah set dalam hati, 'aku nak solat awal waktu'.. 'aku nak bangun tahajjud'.. 'aku nak solat subuh awal, dan kalau boleh solat sunat sebelum subuh sekali..', 'aku nak jadi rajin',dan lain-lain..

Tapi.... susah sangat nak disiplin semua tu tiap-tiap hari.. Cuma kadang-kadang je boleh.. Entah la.. Nak sangat jadi wanita yang baik, yang solehah, kemas, bersih, sopan santun, solat awal waktu, konsisten baca Al-Quran tiap-tiap kali lepas solat, bangun tahajjud... Yang boleh konsisten tiap-tiap hari jadi wanita yang baik.. Yang jaga pandangan, cakap perkara-perkara yang penting sahaja.. Yang tak bertangguh kerja dan sebagainya..

Harap-harap lepas ni saya dapat buat yang lebih baik.. Doakanlah ye kawan-kawanku sekalian.. Jika ada yang tak kena tu, tolong la tegur ye.. Tolonglah post something yang dapat mengingatkan tentang agama, kat FB dan sebagainya.. Supaya saya tak leka.. I NEED SOMEONE TO REMIND ME..

Please... I miss you my friends.. Rindu sangat masa tengah program dulu.. Rindu dengan persekitaran yang penuh dengan majlis ilmu.. :(

Rasanya setakat ni dulu la kott.. Ni la sebabnya kenapa dah lama tak update blog.. Rasa diri ni tak layak nak tulis untuk orang lain baca, sebab diri ni pun tak seperti mana..

Tuesday, May 21, 2013

10 Beautiful Aspects of An Ideal Muslimah

It has been so long since the last post.. I didn't have so much time to write a new post for this blog.. But, recently i have found an interesting artice about being a better Muslimah.. I wan to share it with you, friends! :)

This article is from "Islamgreatreligion"


10 Beautiful Aspects of An Ideal Muslimah




1. Her Obedience to the Creator:

A practicing Muslim man loves to have a practicing Muslim wife; who knows that the life of this world is nothing but a test from her Lord; giving her an opportunity to come closer and closer to Allah, doing more and more good deeds to please Him Azza wa jal, restricting herself from the desires of her inner self that go against the will of her Creator.

But as for him who feared standing before his Lord, and restrained himself from impure evil desires, and lusts. Verily, Paradise will be his abode. (Surah An- Naaziyaat: 40-41)


2. Her Haya (Modesty/Shyness):

Haya is one of the most significant factors of a woman’s personality. Haya according to a believer’s nature refers to a bad and uneasy feeling accompanied by embarrassment, caused by one’s fear of being exposed or censured for some unworthy or indecent conduct.

Prophet Sallallahu alaihiwasallam said: “Haya comes from Eman; Eman leads to Paradise. Obscenity comes from antipathy; and antipathy leads to the fire.” (Sahih Al-Bukhari)

A Muslim woman feels shy to do anything that would displease her Lord in any aspect. She has haya in her talk, she has haya in her gaze, she has haya in her clothing, she has haya in her walk. Her haya in her talk is that she is not soft in her speech but speaks honorably. Allah subhanahu wa ta’ala says (interpretation of the meaning):

“O wives of the Prophet! You are not like any other women. If you keep your duty (to Allah), then be not soft in speech, lest he in whose heart is a disease (of hypocrisy, or evil desire for adultery) should be moved with desire, but speak in an honorable manner” (Surah Al-Ahzaab: 32)

Her haya in her gaze is that she does not look at what Allah subhanahu wa ta’ala has prohibited for her to look. Allah subhanahu wa ta’ala says (interpretation of the meaning):

And tell the believing women to lower their gaze (from looking at forbidden things), and protect their private parts (from illegal sexual acts)… (Verse continues) (Surah An-Nur: 31)

Her haya in her clothing is that she does not reveal to others what Allah subhanahu wa ta’ala has forbidden for her to reveal. Allah subhanahu wa ta’ala says (interpretation of the meaning):

…And not to show off their adornment except only that which is apparent (like both eyes for necessity to see the way or outer dress like veil, gloves, head-cover, apron, etc.), and to draw their veils all over Juyubihinna (i.e. their bodies, faces, necks and bosoms,) and not to reveal their adornment except to their husbands, or their fathers, or their husband’s fathers, or their sons, or their husband’s sons, or their brothers or their brother’s sons, or their sister’s sons, or their (Muslim) women (i.e. their sisters in Islâm), or the (female) slaves whom their right hands possess, or old male servants who lack vigor, or small children who have no sense of the feminine sex.. (Verse Continues) (Surah An-Nur: 31)

Her haya in her walk is that she walks modestly without attracting others attention towards herself. Allah subhanahu wa ta’ala says (interpretation of the meaning):

..And let them not stamp their feet so as to reveal what they hide of their adornment. And all of you beg Allâh to forgive you all, O believers, that you may be successful. (Surah An-Nur: 31)

Abu Usayd al-Ansari narrated that he heard Allah’s Messenger Sallallahu alaihiwasallam say to the women on his way out of the mosque when he saw men and women mixing together on their way home: ‘Give way (i.e., walk to the sides) as it is not appropriate for you to walk in the middle of the road.’ Thereafter, women would walk so close to the wall that their dresses would get caught on it. (Narrated by Abu Dawood in “Kitab al-Adab min Sunanihi, Chapter: Mashyu an-Nisa Ma’ ar-Rijal fi at-Tariq)

A woman who has the knowledge of Allah’s commandment to preserve her modesty, submitting herself to the will of her creator, even after having the desire to be praised for her beauty, is without doubt beloved to Allah subhanahu wa ta’ala and as well as to all good believing men.


3. Her Beauty:

Allah subhanahu wa ta’ala made women beautiful in the sight of men. It’s just that some human beings are more attracted towards some than others.

Aishah RadhiyAllahu anha said: “I heard the Prophet Sallallahu alaihiwasallam saying: ‘Souls are like conscripted soldiers; those whom they recognize, they get along with, and those whom they do not recognize, they will not get along with.’” (Sahih Al-Bukhari)

Al-Qurtubi said: “Although they are all souls, they differ in different ways, so a person will feel an affinity with souls of one kind, and will get along with them because of the special quality that they have in common. So we notice that people of all types will get along with those with whom they share an affinity, and will keep away from those who are of other types. [This is like the old saying goes, “Birds of a feather flock together”] For a believing man, a Muslim woman’s beauty is not just how her nose looks or how big her eyes are, but her modesty, purity of heart, and innocence make her look beautiful as well. Also Allah subhanahu wa ta’ala makes people whom He loves, pleasing to others.

“When Allah loves someone he calls to Jibreel Alaihissalaam saying, ‘O Jibreel, I love such and such a person, so love him.’ Then Jibreel will call to the (angels) of the heavens, ‘Allah loves such and such a person so love him.’ And the angels will love [that person]. And then Allah will place the pleasure in the hearts of the people towards this person.” (Sahih Al-Bukhari and Muslim)


4. Her Intellect/playfulness:

Intellect and playfulness are two qualities of women highly liked by men. Every man likes to have an intelligent wife who can advise and support him in day to day matters. Khadija bint Khuwaylid RadhiyAllahu anha was one of the most beloved wives of Prophet (peace and blessings of Allah be upon him). She supported Allah’s messenger (peace and blessings of Allah be upon him) at the very beginning of his Prophethood when Jibreel alaihissalaam brought the first revelation to him. Prophet (peace and blessings of Allah be upon him) always admired her and remembered her even long after her death. A playful wife is a joy and pleasure to a man’s heart. Prophet Sallallahu alaihiwasallam recommended Jabir bin ‘Abdullah to marry a virgin so that the two could play with each other and amuse each other. Narrated Jabir bin ‘Abdullah: “My father died and left seven or nine girls and I married a matron.

Allah’s Apostle said to me, “O Jabir! Have you married?” I said, “Yes.” He said, “A virgin or a matron?” I replied, “A matron.” he said, “Why not a virgin, so that you might play with her and she with you, and you might amuse her and she amuse you.” (Hadith continued) (Sahih Al- Bukhari)


5. Her Truthfulness:

Being truthful and honest is an essential quality of a believer. ‘Abdullah ibn Mas’ood RadhiyAllahu anh said:

The Messenger of Allah Sallallahu alaihiwasallam said: “I urge you to be truthful, for truthfulness leads to righteousness, and righteousness leads to Paradise. A man will continue to be truthful and seek to speak the truth until he is recorded with Allah as speaker of truth (Siddeeq). And beware of lying, for lying leads to immorality and immorality leads to Hell; a man will continue to tell lies until he is recorded with Allah as a liar.” (Sahih Al-Bukhari and Muslim)

A person who is known to lie repeatedly loses his trust. And if that happens in case of a marital relationship the whole relationship falls apart. A woman who is known to be a “Siddeeqah” certainly has a higher status in a Muslim man’s heart.


6. Her Obedience:

Allah Subhanahu wa ta’ala made man protector and maintainer of the woman and enjoined upon her to obey him in all the matters that do not go against Quran and Sunnah. Allah subhanahu wa ta’ala says (interpretation of the meaning):

“Men are the protectors and maintainers of women, because Allah has made one of them to excel the other, and because they spend (to support them) from their means” (Surah An-Nisa’: 34)

The Messenger of Allah Sallallahu alaihiwasallam said, “The best women is she who when you look at her, she pleases you, when you command her she obeys you, and when you are absent, she protects her honor and your property.” (At-Tabarani, Ibn Majah)


7. Her Patience:

Patience is a characteristic that can never be praised enough. A woman who remains patient at the times of hardship and relies on the help and mercy of Allah is without a doubt a beloved servant of Allah subhanahu wa ta’ala. Allah says (interpretation of the meaning):

“And Allah loves As-Saabiroon (the patient)” (Surah Aal Imran: 146)


8. Her Cooking:

Delicious food is without a doubt weakness of men. It’s an old saying that “The Way to a Man’s Heart is through his Stomach”. We also know that one of Prophet’s (Sallallahu alaihiwasallam) wives used to cook food that he liked a lot and due to that Aishah radhiyAllahu anha would get jealous, because she didn’t know how to cook that.


9. Her Contentment with Rizq:

No man likes to have a woman who is always complaining about how less her husband earns or how rich her other friends are. A good Muslimah is the one who thank Allah for what He has blessed her with and she is thankful to her husband for what he provides her with. Abu Hurairah RadhiyAllahu anh reported:

The Prophet Sallallahu alaihiwasallam said, “Richness is not the abundance of wealth, rather it is self-sufficiency.” (Sahih Al-Bukhari and Muslim)


10. Good Manners:

A woman of good manners is a blessing from Allah subhanahu wa ta’ala. When she speaks, she speaks honorably, why she deals with others she deals with them kindly. She is polite with elders, loving to children, and good to her fellow folks. It is related by ‘Abdullah bin Amr that the Prophet Sallallahu alaihiwasallam said:

“The best of you are those who possess the best of manners.” (Sahih Al-Bukhari and Muslim)

Monday, December 31, 2012

2013 - Menjadi Solehah..

Dengan nama Allah yang maha pemurah lagi maha mengasihani.. 
Pembaca blog sekalian, tadi ketika saya menjelajah ke blog-blog pilihan, saya terjumpa artikel ini.. Sangat menyentuh hati dan menyedarkan tentang realiti.. Ya, realiti 'Menjadi Solehah'.. Jom sama2 kita baca, hayati dan cuba berubah.. 


Oleh: Nurul Adni Adnan

Solehah.

Sepatah perkataan yang mudah disebut. Perkataan yang memberi maksud sesuatu yang paling baik diantara perhiasan-perhiasan dunia yang lain. Perkataan yang indah bilamana ia benar melambangkan maksudnya. Perkataan yang cantik bila ia dimiliki dengan sebenarnya oleh pemiliknya.

Namun solehah ternyata bukan mudah pada realiti kehidupan ini. Solehah itu bukan hanya boleh dinilai di penghujung perjalanan, namun sentiasa diberi nilai dalam setiap tahap-tahap kehidupan.

Mudahkah menjadi anak yang solehah? Bila balik bertemu ibu ayah sekali sekala , dua tiga hari di kampung, mempamer dan menonjolkan akhlak terbaik, mentaati tanpa jemu setiap permintaan ibu dan ayah. Tapi bila tinggal lebih lama, hati mula jemu, mula kurang sabar, suara tidak lagi rendah dan lunak – disuruh mula berdalih dan merasa berat, ditegur mula memberontak mempertahankan kesilapan...

Wahai anak, di manakah solehahmu pada ayah ibu yang terlalu banyak pengorbanan dilakukan untukmu?

Mudahkan menjadi gadis yang solehah? Di akhir zaman yang mendatangkan fashion yang menampakkan keindahan berharga seorang perempuan, mampukah menepis nafsu yang sering ingin cantik di pandangan awam,,, Membiarkan diri dan tubuh dijamah pandangan lelaki murahan kerana tipis dan pendeknya pakaian...?

Dengan akhir zaman yang membuka seluas-luasnya ruang perhubungan lelaki dan perempuan, dengan ransangan filem-filem, lagu-lagu dan bahan bacaan yang menghidup kan rasa cinta hingga menyala-nyala dalam dada, mudahkah untuk menepis kedatangan SMS, call, chatting YM, Facebook, email etc yang bertalu-talu dari lelaki yang 'soleh' dan tak soleh?

Awalnya mungkin mudah, dengan prinsip cinta hanya untuk suami dan isteri, tapi jika konsistennya SMS yang caring lagi prihatin hingga menghidupkan warna merah muda dalam hati, mampukah lagi menolak? Mampukah lagi mengelak dari serangan-serangan perasaan ‘fitrah’ yang ingin disayangi dan menyayangi, lebih-lebih lagi teman-teman disekeling juga tidak lagi sendiri ?

Mudahkah menjadi solehah, jika pergaulan yang dirasakan sederhana mengundang curiga dimata masyarakat? Mengundang cemburu di hati si isteri-isteri? Mengundang fitnah di hati yang berlainan jenis?

Mudahkah menjadi isteri solehah? Di awal mahligai cinta dibina dalam pernikahan, waktu kasih membara, solehah itu seolah pasti terjadi, ada ketaatan sebelum dipinta, ada layanan kelas pertama, ada pengorbanan yang tidak terasa, ada kelembutan yang mempesona, diri terhias tersembunyi dan nyata..

Namun, bila masa berlalu memaparkan suami sebagai insan biasa-biasa punya banyak alpa, yang terus zahir pada suami adalah terlalu banyak keburukan dan kelemahan. Hingga tidak merasa perlu mentaati dirinya yang dulu pernah paling ditaati, hingga acuh tak acuh pada suami yang dulu mendapat cinta kelas pertama, hingga tidak mampu melihat apatah lagi mensyukuri pemberian suami pada keluarga.

Pudar kasih, luput sayang, yang ada hanya lah hati yang luka berbisa. Tiada penghormatan, tiada penghargaan, yang ada hanya ungkitan kesilapan pasangan . Tiada kesyukuran, tiada keredaan hingga diri memikirkan untuk meruntuhkan, melarikan diri dari perjanjian dan ikatan yang dibuat atas nama ALLAH…

Dimanakah solehah? Waktu belum dituntut menjadi pasangan, di luar ikatan mampu menjadi solehah memenuhi segala permintaanya, memohon maaf penuh perasaaan atas kesilapan padanya, mengasihinya sepenuh jiwa raga, tidak mahu melukai hanya ingin mencintai… merasa hebatnya aura sayang dua jiwa dipenuhi kata-kata sopan lagi manja… Namun bila ikatan pernikahan yang benar-benar menuntut soleh dan solehah,.. terus sirna, kesopanan dan kelembutan hilang ditelan kejemuan… solehah, dimanakah solehah…?

Solehah…bagaimanakah untuk solehah..? Bagaimanakah untuk terus solehah selepas diri jauh meninggalkan solehah…? Bagaimanakah untuk tetap solehah diwaktu tidak lagi ingin solehah?

Bagaimana bertahan untuk solehah sewaktu sukarnya ingin menjadikan diri solehah?

Sukarnya solehah…sewaktu masih sendiri, terasa sukar menjaga kesucian diri dan hati.. kerana diluar sana tarikan untuk memudarkan solehah terlalu tinggi,… dan sewaktu sudah bersuami, mungkin lebih sukar kerana ada pula hati suami untuk ditaati , dijagai agar tidak tercalar, sedangkan hati dan iman sendiri masih terkontang kanting kering nur rabbani…

Solehah itu anugerah ilahi. Mahal harganya, Tak terhitung nilai kepayahannya, Kerana syurga balasannya.

Ya ALLAh ajari aku untuk solehah dalam menghadapi ujian-ujian dariMU, uJian kesenangan atau kesusahan.

Bantulah aku untuk memilih solehah dari yang lainnya dalam keadaan sukar atau mudah. Bantulah diri hambaMU ini agar mampu ku mentaatiMu, yang dengan nya menjadikan aku mampu mentaati ibubapaku dan sesiapapun yang perlu ku taati.

Bantu lah aku memenunaikan segala suruhanMu agar mampu ku tunai hak-hak sahabat dan saudaraku ingin ku cintaiNYA keranaMU.. Bantu lah diriku menjauhi segala laranganMu agar ENGKAU memberikan jalan keluar atas segala urusanku.. Bantu lah aku ya ALLAH, dengan rahmat da kasih sayangMU perbaiki lah urusan ku dan jangan biarkan ku membuat keputusan sendiri walau sekelip mata.

Bantulah diriku untuk memilih solehah walau memilih solehah terasa letih, sakit dan sukar bagi diriku, namun izinkan diriku bertemu asiah, maryam, khadijah dan fatimah di dunia sana yang berkekalan...

Sumber: http://sisi-kehidupan.blogspot.com/2010/03/menjadi-solehah.html?m=1

Thursday, November 29, 2012

A Job You Love VS A Job For Money?



"The man who does not work for the love of work but only for money is not likely to neither make money nor find much fun in life.." - Charles M. Schwab

It is true that everything in this world need money, but money is not everything that we should consider, right?? The important things is we are happy with our work and had a lot of fun doing it.. 

Friday, November 9, 2012

Menyusun Ibadah itamin Hati



Oleh : Nurul Adni Adnan

Kita ini hidup bukanlah pada tubuh badan kita, makna kita yang sebenarnya adalah pada jiwa-jiwa kita... Kehidupan ini adalah perjalanan jiwa menuju Tuhan. Moga kita kembali kepada Tuhan dengan jiwa yang tenang ~ Tubuh badan itu pembawa jiwa, jagalah kesihatannya ~

Seorang teman bertanya tentang bagaimana untuk muslimah menjaga ibadah khusus dengan ALLAH dan tanggungjawab dengan manusia dalam kesibukan bekerjaya dan bekeluarga.

Saya pastinya tidak berada dalam situasi cabaran itu namun saya kongsikan kisah teman-teman di sekeliling yang saya mengenali gaya hidup mereka sebagai muslimah yang baik... Saya suka meminta tips dari wanita yang bermotivasi dan berdisplin seperti teman-teman itu.

Pertama, hubungan dengan ALLAH tidak ada kompromi jika ingin ketenangan dan kebahagiaan dalam kehidupan penuh cabaran ini. Pada yang telah menjaga solat dan puasa wajib, pasti ingin menambah yang sunat... hingga kita menjadi hamba-hamba yang dicintai ALLAH..insyaALLAH.

Seorang mulimah jurutera mempunyai 3 anak, kongsinya, ada target ibadah khusus yang ingin dicapai. Jadi di pagi hari dalam tren, akan membaca zikir-zikir mathurat, dan quran sebanyak yang boleh. Sehari satu juzuk. Di ofis usahakan solat dhuha bila berkesempatan, di samping istighfar 100 hari yang ditunjukkan rasul SAW. Jadi sebelum zuhur, telah selesai semua ini. Dan bila kita bertekad mendekati ALLAH, kita mampu mencari masa untuk solat sunut zuhur dan asar.

Dalam perjalanan balik kerja, menyambung bacaan Quran dan zikir Mathurat untuk bahagian petang. Ketika dalam kenderaan ini jugalah masa untuk membaca, mencapai target bacaan buku ilmiah/agama, atau prepare bahan-bahan halaqah.

Malam jika tiada usrah, adalah waktu untuk anak-anak, suami dan famili...

Tips lain yang mereka kongsi ialah mengorbankan tidur untuk tilawah quran, membaca buku yang selain ruang lingkup pekerjaan. Bangun setengah jam lebih awal, dapat solat tahajud dan witir, dapat juga membaca kitab hadis dan tafsirnya.

Dalam kereta menempuh kesesakan lalu lintas, adalah masa yang sangat berharga. Jika menjemput anak atau isteri, itulah masa untuk komunikasi dan bonding. Atau menghafal Quran. Atau menambah ilmu dengan mendengar rakamn kuliah yang sangat banyak disediakan percuma.

Berumahtangga dengan anak-anak dan bekerjaya bagi seorang wanita memang amat memenatkan namun kekuatan ruhiyyah yang kita bina dengan zikrullah, amalan sunat dan amalan wajib inilah yang memberi tenaga luar biasa pada insan...

Kerja-kerja rumah dilunaskan samaada dengan bantuan fulltima/part time helper atau suami dan anak-anak bersama membantu ibu sang pengurus rumahtangga... Boleh didik anak-anak untuk bantu ibu berkemas dan kurangkan keserabutan rumah..

Ibadah-ibadah khusus yang wajib dan sunat itu pada awalnya memang kita akan buat kerana checklist atau mengejar target namun insyaALLAH lama kelamaan kita menghayatinya kerana itulah vitaman hati yang sangat penting untuk menjadi wanita yang bahagia dan membahagiakan.

 Tidaklah hambaku medekati-Ku dengan sesuatu yang lebih Kucintai daripada apa yang telah Aku wajibkan. Hamba-Ku tidak henti-hentinya mendekatkan diri kepada-Ku dengan  ibadah sunah sehingga Aku mencintainya. Ketika Aku mencintainya, Aku menjadi pendengaran yang ia gunakan untuk mendengar, menjadi penglihatan yang ia gunakan untuk melihat, menjadi tangan yang ia gunakan untuk menggenggam dan menjadi kaki yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia meminta kepada-Ku, pasti Ku-beri, jika ia memohon perlindungan-Ku, pasti Kulindungi.” (HR. Bukhari)


Itulah sedikit yang mampu dikongsi, yang lain silakan menambah.. Moga bermanfaat ♥