Penulis: Ukhtiza li
Pencil: I'm sorry....
Eraser: For what? You didn't do anything wrong.
Pencil: I'm sorry coz you get hurt because of me. Whenever I made a mistake, you're always there to erase it. But as you make my mistakes vanish, you'll lose a part of yourself. You get smaller and smaller each time.
Eraser: That's true. But I don't really mind. You see, I was made to do this. I was made to help you whenever you do something wrong. Even though one day, I know I'll be gone and you'll replace me with a new one, I'm actually happy with my job. So please, stop worrying. I hate seeing you sad.
(Email dari sahabat...)
Ada kalanya...
kita lupa siapa kita...
Ada kalanya kita lupa...
untuk melihat dan menghargai sesuatu yang dekat...
dalam mengejar sesuatu yang jauh dan belum pasti...
Ada kalanya...
sesuatu itu dirasakan lebih berharga...
di saat ia pergi...
dan di saat itu..
kau takkan mampu mendapatkannya kembali...
dan tiada yang dapat mengganti...
Andai ia masih ada...
syukurilah...
hargailah...
kerana engkau belum merasakan...
Peritnya sebuah kehilangan...
Sumber:
3 comments:
artikel yg menarik...
perumpamaan yg best juge...
Salam.
Murninya hati eraser...
kalaulah kita ada ramai kawan & kita juga yang berhati eraser, alangkah indahnya kehidupan.
Wa'alaikom assalam En. Huzazi.. Ye, betul tu.. sangat susah nak jadi seorang y baik macam eraser tu. Beruntung sape ada kawan mcm tu..
Semoga kita dikurniakan hati yang murni seperti itu.. Dalam dunia ni, y pasti.. ada seorang insan yang memiliki hati sebegitu.. Iaitu RASULULLAH SAW.. Subhanallah..
Post a Comment